Putin’s Rule

- Redaksi

Sabtu, 26 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Bambang Patijaya (BPJ) – Anggota DPR RI

Akhir Oktober 2020 yang lalu, saya pernah berkunjung ke Kota Kiev, Ibu Kota negara Ukraina. Waktu itu saya ikut dalam rombongan Parlemen yang di pimpin oleh Bpk Azis Syamsudin, Wakil Ketua DPR RI saat itu.

Kami di sambut dengan baik oleh Dubes Indonesia untuk Ukraina, Bapak Yudhi Krisnandi.

Saat itu suhu lumayan dingin dengan kisaran antara 8° sampai 11°, lumayan dingin bagi saya yang jarang bepergian kedaerah sub tropis.

Kami beramah tamah di Rumah Dinas Dubes dengan seluruh Staff Kedutaan dan beberapa politisi lokal di Kota Kiev, kami disajikan makanan Indonesia dengan campuran beberapa hidangan khas lokal Kiev. Menariknya, saya masih ingat, klu Chef yang memasak saat itu adalah orang Bali, sangat enak.

Dubes Yudi Krisnandi selama kurang lebih 6 tahun di Kiev banyak memberikan sentuhan positif, baik dibidang budaya, ekonomi maupun lainnya.

Misalkan, tahu kah anda ternyata Ukraina adalah pemasok Ketumbar terbesar ke Indonesia?
Lalu, kita punya Paviliun Indonesia di taman kota Kiev, seluas bbrp hektar yang didalam nya ada Stupa Candi Borobudur dibangun oleh Pak Yudi saat dia masih menjabat sebagai Dubes.

Kemudian beberapa perusahaan dari Ukraina juga menjadi vendor untuk beberapa produk alutsista yang digunakan di Indonesia.

Dua hari yang lalu 24 Februari 2022 kita dikejutkan oleh berita serangan militer Rusia kepada Ukraina.

Masalah antara 2 negara ini akhirnya sudah memuncak, Rusia merasa Ukraina meninggalkan Rusia sebagai natural leader pada kawasan negara pecahan Uni Soviet, dan secara ekonomi ingin berpaling pada Uni Eropa dan militer pada NATO. Hal ini dirasakan sebagai ancaman bagi eksistensi Rusia sebagai pemimpin kawasan Eropa Timur.

Krisis ini berawal dari 2013 ketika Presiden Ukraina pada saat itu Viktor Yanukovich membatalkan kerjasama dengan Uni Eropa, Viktor adalah presiden yang pro pada Moskow. Tapi kebijakan Yanucovich ini menuai demonstrasi besar besaran yang direspon dengan kekerasan oleh aparat pemerintahan Ukraina. Hal ini kemudian berujung pada digulingkannya Yanucovich dari kursi kepresidenan Ukraina pada 22 Februari 2014.

Kekuatan politik di Ukraina terbelah menjadi 2, yaitu kelompok pro-uni eropa dan kelompok pro moscow.

Kubu yang menggulingkan Yanucovich berasal dari warga dan politikus daratan Ukraina, sementara kubu pro moskow sebagian besar merupakan warga Crimea dan sekitarnya yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Sebagai respon dari jatuhnya Yanucovich, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di daerah Crimea dan didukung secara terbuka oleh Rusia.

Tentara Rusia pun masuk ke wilayah Crimea dan mendukung pemberontak, hanya waktu sekejap seluruh wilayah semenanjung Crimea berhasil dikuasai oleh Rusia. Lalu dibentuklah Dewan Tertinggi Crimea, yang segera disusul dengan melaksanakan referendum dengan tujuan bergabung dengan Rusia.

Referendum dilaksanakan secara tertutup tanpa pengamat internasional dengan hasil yang bisa ditebak, bahwa 83 persen rakyat Crimea ikut referendum dengan 96,7 persen setuju bergabung dengan Rusia.
Pada 18 Maret 2014 pejabat Crimea dan Rusia menandatangani Perjanjian Aksesi Republik Crimea dengan Rusia, Presiden Rusia Vladimir Putin meratifikasi perjanjian itu tiga hari kemudian.

Pesan dari Moskow sangat kuat, bahwa eksistensi mereka di kawasan Eropa Timur jangan disepelekan.
Proses pencaplokan Crimea adalah warning keras dari Rusia pada rakyat Ukraina yang ingin menjauh dari Moskow.
Walau dunia barat mengutuk keras atas kejadian ini dan memberikan berbagai macam embargo ekonomi, tapi mereka tidak berani serta merta berhadap hadapan secara militer dengan Rusia.

Nah..apa yang terjadi pada hari ini, adalah respon dari Moskow pada Ukraina yang belakangan dianggap agresif mendekati NATO dan juga Uni Eropa.
Moskow sangat tersinggung dengan provokasi Ukraina yang berencana masuk ke NATO, walaupun akhir nya Ukraina mengurungkan niatnya masuk NATO.

Karena jika Ukraina masuk NATO, maka ad alasan bagi NATO untuk menempatkan pasukan di Eropa Timur dan langsung berhadap hadapan dengan Rusia, hal ini tidak diinginkan oleh Putin

Serangan Rusia ke Ukraina dua hari yang lalu terjadi justru setelah Ukraina secara terbuka mengumumkan mereka mengurungkan niatnya untuk bergabung dengan NATO, karena dibalik itu semua, beberapa negara anggota NATO lebih pro pada Rusia dalam urusan di Eropa Timur.

“Hukuman” dari Rusia kepada Ukraina terjadi setelah Rusia memastikan tidak ada dukungan signifikan dari NATO pada Ukraina, dan hal ini terbukti sampai sekarang yang muncul hanya kecaman kecaman saja dari negara anggota NATO pada aksi militer Rusia.
Presiden Ukraina sudah berkeluh kesah karena merasa ditinggalkan oleh sekutu NATO.

Ending dari krisis ini bagaimana sih?
Saya memprediksi, pada beberapa provinsi yang diduduki oleh Rusia akan bernasib sama seperti Crimea, akan di caplok dengan cara “resmi” lewat mekanisme referendum, dan PBB atau pun NATO hanya bisa teriak teriak tanpa berani berhadapan langsung dengan militer Rusia.
This is Putin’s rule..

Berita Terkait

Mari Bantu Kapolri Kembalikan Marwah Bhayangkara
Memahami Pemikiran Gus Yahya Terhadap Kasus Mardani H Maming
Catatan Firli Bahuri: Sebuah Orkestra
Agama Menganjurkan Kita Untuk Berkaca Lebih Banyak
Bulava di Seberang Kremlin Jakarta
Dunia Berhenti Berputar Tanpa Tahu dan Tempe
Catatan Medsos Firli Bahuri

Berita Terkait

Kamis, 25 Agustus 2022 - 20:37 WIB

Mari Bantu Kapolri Kembalikan Marwah Bhayangkara

Rabu, 13 Juli 2022 - 13:28 WIB

Memahami Pemikiran Gus Yahya Terhadap Kasus Mardani H Maming

Rabu, 27 April 2022 - 11:10 WIB

Catatan Firli Bahuri: Sebuah Orkestra

Kamis, 3 Maret 2022 - 16:08 WIB

Agama Menganjurkan Kita Untuk Berkaca Lebih Banyak

Selasa, 1 Maret 2022 - 14:54 WIB

Bulava di Seberang Kremlin Jakarta

Sabtu, 26 Februari 2022 - 15:36 WIB

Putin’s Rule

Senin, 21 Februari 2022 - 19:16 WIB

Dunia Berhenti Berputar Tanpa Tahu dan Tempe

Minggu, 20 Februari 2022 - 23:07 WIB

Catatan Medsos Firli Bahuri

Berita Terbaru

Headline

Sampul The Economist, 7 Desember 2024

Sabtu, 7 Des 2024 - 01:16 WIB

Headline

Trump Menyebut Temannya Elon Musk 'Raja AI dan Kripto'

Sabtu, 7 Des 2024 - 00:45 WIB