Catatan Nyepi Firli Bahuri
SAHABAT, saya ingin menambahkan sedikit catatan agar pada setiap hari raya besar yang diperingati oleh agama agama besar di negara kita kita selalu bisa mengambil makna yang baik.
Saya sebagai warga negara merasa bahwa Nyepi itu artinya kembali pada diri sendiri dan sebenarnya itu adalah ajaran semua agama. Agama selalu menganjurkan kepada kita untuk berkaca diri lebih banyak daripada menilai dan membicarakan orang lain.
Kesempurnaan selalu kita dapatkan justru dengan cara kembali. Maka hidup ini sepi, karena pada dasarnya kita bertanggung jawab di hadapan Tuhan dalam sepi kita dan tidak ada orang lain.
Kerja kerja besar itu sepi, karena terkadang jangankan tepuk tangan bahkan kita dicacimaki. Asalkan kita bekerja untuk kebenaran maka kebenaran itu adalah sepi. Kita tidak perlu berkecil hati kalaupun pekerjaan kita kadang kadang tidak dihargai.
Saya sebagai bagian dari korps penegakan hukum khususnya di KPK sering mengatakan kepada teman teman saya jangan sampai awak KPK bekerja karena dorongan pujian dan tepuk tangan sehingga kebenaran tidak berani ditegakkan justru yang ditegakkan adalah hingar-bingar dan huru-hara.
Penegakan hukum seharusnya adalah pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan pujian dan kajian orang lain. Seperti adagium “tegakan hukum meski langit akan runtuh”.
Sekali lagi mari kita kembali pada diri sendiri menyepi sejenak untuk introspeksi. Kepada umat Hindu saya mengucapkan selamat merayakan hari raya Nyepi tahun Caka 1944, semoga semua kita diberkati. (*)
Penulis adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI