NewsRoom.id -Beberapa negara dan perusahaan Barat telah membatasi penjualan bahan mentah untuk pembuatan amunisi senjata ke Israel.
Surat kabar keuangan Israel Calcalist mengatakan pemasok senjata dari negara-negara Eropa telah berhenti menjual barang-barang mereka ke pabrik senjata Israel.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Italia, Kanada, dan Belgia telah mengumumkan penghentian ekspor pertahanan ke Israel,” kata laporan itu, seperti dikutip Anadolu Agency, Rabu (10/7).
Sementara itu, Spanyol juga dilaporkan melarang kapal yang membawa senjata dari India ke Israel berlabuh di pelabuhannya.
Namun, beberapa negara lain, termasuk Serbia, terus menyediakan pasokan militer melalui udara ke Israel.
Penghentian pasokan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kekurangan senjata di Kementerian Pertahanan dan tentara Israel.
Mencari alternatif, lembaga pertahanan Israel telah mulai mempromosikan kemajuan industri lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor peluru dan amunisi dari luar negeri.
Akan tetapi, pilihan ini tidak memadai karena amunisi yang diproduksi di Israel lebih mahal daripada amunisi yang dapat diimpor dari luar negeri.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang sedang berlangsung di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza telah hancur akibat blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel telah dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan.
NewsRoom.id