NewsRoom.id – Aktivis 98 yang juga pentolan Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ), Ubedillah Badrun, memberikan rapor merah terkait pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat ini di peringatan 26 tahun era Reformasi.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Pasalnya, sejumlah faktor masih terus terjadi, mulai dari kemerosotan demokrasi, maraknya korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) hingga kemerosotan hak asasi manusia (HAM).
Hal itu disampaikan Ubedillah saat instalasi memperingati HUT Reformasi ke-26 sekaligus preview pelanggaran HAM masa Orde Baru di Markas Front Penyelamat Reformasi Indonesia, Jl. Diponegoro No.72 Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (21/5).
“Kita kemudian berkaca pada keadaan saat ini, karena saat itu kita mempunyai cita-cita yang besar, kita mempunyai mimpi yang besar bahwa sekarang kita berumur 26 tahun (reformasi) kita bisa menikmati demokrasi yang berkualitas. Namun saat ini demokrasi kita semakin terpuruk.” Bahkan indeks demokrasi kita berada pada posisi yang oleh para ekonom disebut sebagai “Demokrasi yang Cacat,” kata Ubedillah.
Menurut Ubedillah yang juga menjabat sebagai Ketua Komite, demokrasi Indonesia pasca Reformasi saat ini semakin terpuruk. Hal ini ditunjukkan dengan indeks kebebasan sipil yang juga hanya mencapai 5,59.
“Nah, tidak hanya itu, kita juga bermimpi bahwa setelah lebih dari 25 tahun bangsa ini memasuki episode dimana praktik kekuasaan dan pemerintahan akan menerapkan good governance dan clean goverment,” ujarnya.
Ubedillah kemudian menyinggung praktik Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) yang semakin marak saat ini. Menurutnya, KKN harus diberantas agar pemerintahan bisa bersih.
“Ini adalah fakta yang sangat empiris. Korupsi, kolusi dan nepotisme sudah menjadi hal yang vulgar. “Dari data yang kita lihat bersama, nilai indeks korupsi kita hanya 34. Itu kalau rapornya merah,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Ubedillah, permasalahannya adalah hak asasi manusia atau HAM yang korbannya hampir seluruh Indonesia dan puncaknya terjadi pada tahun 1998.
“Kita ingin bangsa ini setelah 25 tahun dan kini memasuki usia 26 tahun, menghadirkan pemerintahan yang menghargai manusia. Menghargai rakyatnya. Padahal saat ini nilai indeks HAM kita hanya 3,2. Ini sebenarnya sangat mengkhawatirkan,” ujarnya. .
Tak hanya itu, Ubedillah mengatakan dari sisi perekonomian, Indonesia sedang mengalami stagnasi. Selain itu, angka pengangguran yang semakin meningkat, dan pendidikan yang ditandai dengan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) juga menjadi permasalahan.
Oleh karena itu, dari seluruh permasalahan yang masih terjadi hingga saat ini, Ubedillah memberikan laporan merah mengenai solusi yang dilakukan pemerintah.
“Tingkat penurunan ekonomi kita stagnan, hanya 5 persen. Angka kemiskinan semakin meningkat, bahkan terdapat 9,9 juta anak generasi Z yang menganggur. sekarang juga semakin meningkat. Uang “Satu ceramah saja sulit dikendalikan oleh kekuasaan,” ujarnya.
“Jadi paling tidak agenda-agenda penting itu dari soal demokrasi, dari soal korupsi, kolusi dan nepotisme, dari soal HAM, sampai soal ekonomi, semua yang ada di rapor kita merah,” kata artikel logo.rmol berita Ubedillah
NewsRoom.id